Kamis, 31 Mei 2012

Bioinformatika (Pertemuan ke-4)


Bioinformatika merupakan kajian yang memadukan disiplin biologi molekul, matematika dan teknik informasi (TI). Ilmu ini didefinisikan sebagai aplikasi dari  alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi molekul. Biologi molekul sendiri juga merupakan bidang interdisipliner,  mempelajari kehidupan dalam level molekul. Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA ini sangat didukung oleh teknologi informasi melalui  perkembangan hardware dan soffware. Baik pihak pabrikan sofware dan harware maupun pihak ketiga dalam produksi perangkat lunak. Salah satu contohnya dapat  dilihat pada upaya Celera Genomics, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat yang melakukan pembacaan sekuen genom manusia yang secara maksimal memanfaatkan  teknologi informasi sehingga bisa melakukan pekerjaannya dalam waktu yang singkat (hanya beberapa tahun).

Perkembangan teknologi DNA rekombinan memainkan peranan penting dalam lahirnya bioinformatika.
Teknologi DNA rekombinan memunculkan suatu pengetahuan baru  dalam rekayasa genetika organisme yang dikenala bioteknologi. Perkembangan bioteknologi dari bioteknologi tradisional ke bioteknologi modren salah satunya  ditandainya dengan kemampuan manusia dalam melakukan analisis DNA organisme, sekuensing DNA dan manipulasi DNA.

Kemajuan teknik biologi molekuler dalam mengungkap sekuens biologi protein (sejak awal 1950an) dan asam nukleat (sejak 1960an) mengawali perkembangan  pangkalan data dan teknik analisis sekuens biologi. Pangkalan data sekuens protein mulai dikembangkan pada tahun 1960an di Amerika Serikat, sementara  pangkalan data sekuens DNA dikembangkan pada akhir 1970an di Amerika Serikat dan Jerman pada Laboratorium Biologi Molekuler Eropa (European Molecular Biology  Laboratory).

Perkembangan jaringan internet juga mendukung berkembangnya bioinformatika. Pangkalan data bioinformatika yang terhubungkan melalui internet memudahkan  ilmuwan dalam mengumpulkan hasil sekuensing ke dalam pangkalan data tersebut serta memperoleh sekuens biologi sebagai bahan analisis. Selain itu, penyebaran  program-program aplikasi bioinformatika melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengakses program-program tersebut dan kemudian memudahkan pengembangannya.
Pangkalan Data sekuens biologi dapat berupa pangkalan data primer untuk menyimpan sekuens primer asam nukleat dan protein, pangkalan data sekunder untuk  menyimpan motif sekuens protein, dan pangkalan data struktur untuk menyimpan data struktur protein dan asam nukleat.

Pangkalan data utama untuk sekuens asam nukleat saat ini adalah GenBank (Amerika Serikat), EMBL (the European Molecular Biology Laboratory, Eropa), dan DDBJ  (DNA Data Bank of Japan, Jepang). Ketiga pangkalan data tersebut bekerja sama dan bertukar data secara harian untuk menjaga keluasan cakupan masing-masing  pangkalan data. Selain itu, beberapa contoh pangkalan data penting yang menyimpan sekuens primer protein adalah PIR (Protein Information Resource, Amerika  Serikat), Swiss-Prot (Eropa), dan TrEMBL (Eropa). Ketiga pangkalan data tersebut telah digabungkan dalam UniProt, yang didanai terutama oleh Amerika Serikat.  Entri dalam UniProt mengandung informasi tentang sekuens protein, nama organisme sumber protein, pustaka yang berkaitan, dan komentar yang pada umumnya  berisi penjelasan mengenai fungsi protein tersebut.

Desakan kebutuhan untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisa data-data biologis dari database DNA, RNA maupun protein inilah yang semakin memacu  perkembangan kajian Bioinformatika.
  • Bioinformatika dalam Bidang Klinis: manajemen data-data klinis pasien.
  • Bioinformatika untuk identifikasi Agent Penyakit Baru: seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). 
  • Bioinformatika untuk Diagnosa Penyakit Baru: mendiagnosa dengan tepat melalui deteksi gen dan antibodi.
  • Bioinformatika untuk Penemuan Obat: menganalisa data penyakit dan diagnosa menjadikan obat yang tepat.
Bioinformatika mempunyai peluang yang sangat besar untuk berkembang karena banyak sekali cabang-cabang ilmu yang terkait dengannya.
  • Biophysics: sebuah bidang interdisipliner yang mengaplikasikan teknik-teknik dari ilmu Fisika untuk memahami struktur dan fungsi biologi 
  • Computational Biology: terfokus untuk gerak evolusi, populasi, dan biologi teoritis daripada biomedis dalam molekul dan  sel
  • Medical Informatics: lebih memperhatikan struktur dan algoritma untuk pengolahan data medis, dibandingkan dengan data itu sendiri
  • Cheminformatics: kombinasi dari sintesis kimia, penyaringan biologis, dan pendekatan  data-mining yang digunakan untuk penemuan dan pengembangan obat  Genomics: bidang ilmu yang ada sebelum selesainya sekuen genom, kecuali dalam bentuk yang paling kasar
  • Mathematical Biology: menangani masalah-masalah biologi, namun metode  yang digunakan untuk menangani masalah tersebut tidak perlu secara numerik dan tidak  perlu diimplementasikan dalam  software maupun  hardware.
  • Proteomics: menggambarkan himpunan dari protein-protein yang tersusun (encoded) oleh genom
  • Pharmacogenomics: aplikasi dari pendekatan genomik dan teknologi pada identifikasi dari target-target obat
  • Pharmacogenetics: bagian dari  pharmacogenomics yang menggunakan metode genomik/Bioinformatika untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan genomik, contohnya SNP (Single Nucleotide Polymorphisms)

Dwi Astuti Aprijani; M. Abdushshomad Elfaizi (BIOINFORMATIKA: Perkembangan, Disiplin Ilmu dan Penerapannya di Indonesia)
www.bioinformatika.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar